Orang-orang yang menikmati hidup dengan perasaan tenteram belum tentu kaya raya. Belum tentu juga berada di posisi puncak. Belum tentu punya segala materi yang menjadi modal ketenangan. Mereka hanya memiliki pikiran yang bisa dikendalikan. Mereka bisa mengatur keinginan sehingga tidak meracuni mereka dalam perasaan frustrasi. Berpikirlah untuk belajar rendah hati. Berpikirlah tentang kesederhanaan. Berpikirlah tentang ketulusan. Berpikirlah tentang kebaikan. Berpikirlah tentang rasa syukur. Dan hati kita akan terasa lebih ringan.
..................................................................
Itu menyiksa saya bertahun lamanya.
Dendam juga muncul akibat kenangan saya pada masa- masa yang gelap sewaktu kecil. Saya teringat akan orang- orang yang menghina saya, mencemooh dan menindas. Laika batin akibat penghinaan itu mengendap di batin saya dan menciptakan rasa sakit hati yang membatu. Saya juga teringat akan orang-orang yang mengucilkan keluarga kami ketika kehidupan ekonomi kami runtuh. Rasa sakit hati yang amat dalam dan kemarahan efektif menciptakan dendam. Perasaan itu menempel di jiwa saya dan terus terbawa hingga saya dewasa dan mampu mengembangkan bisnis. Di dalam keberhasilan usaha yang bisa saya raih, separuh wa saya juga diganduli emosi, yang belakangan saya sadari sebagai sesuatu yang buruk. Yakni, emosi dendam.
..................................................................
Sabar dan mengalah adalah exercise yang baik untuk mendewasakan batin dan menenteramkan pikiran. Takarannya, Anda bisa putuskan sendiri sesuai dengan keadaan hidup dan karier Anda. Ada banyak hal di dunia ini yang membakar emosi kita, tak adil pada kita, dan menginjak-injak kita. Lakukan pembelaan sepantasnya, dan tidak perlu menjadikan diri kita sebagai monster penyerang.
Saduran oleh Erylasmanta Ginting, SH - Kasi Pelestarian Bahan Pustaka/ Pustakawan Muda
Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo
"MARI BERAMAI-RAMAI MEMBACA KE PERPUSTAKAAN"