Senter berkelebat di antara pepohonan dan mulai mendekatiku. Dengan cepat merunduk, ingin tahu dari mana cahaya itu berasal. Joseph berhenti melakukan kegiatannya untuk mendongak ke arah cahaya itu. Cahaya itu menghilang, dia melanjutkan pencarian, dan aku terus menontonnya, ingin melihat apa yang akan dia lakukan saar menemukan arloji itu. Tapi dia tidak menemukannya. Setelah satu jam pencarian penuh tekad-kurasa Gregory akan setuju-Joseph akhirnya bangbkit berdiri, berkacak pinggang, menggeleng dan mendesah.

 

.......................................................................................................

 

    Tidak bisa tidur sepanjang malam itu, aku berbaring dengan mata nyalang memikirikan arlojiku. Kepalaku pusing dengan berbagai kemungkinan, karena setelah disini, ada begitu banyak tempat uang kubayangkan dapat menjadi tempat persemayaman arlojiku. Persisi ketika aku sedang membayangkan dunia tempat jam berada, meniduri dan menikahi satu sama lain, dengan grand-father clock sebagai kepala pemerintahan, jam-jam saku sebagai para cendekia, arloji-arloji berlian sebagai kaum aristokrat, dan arloji-arloji digital sebagai pekerja, Joseph yang menyelinap masuk kerumah menghentikan aku. Tadi aku mengamatinya selama kurang-lebih satu jam mondar-mandir di jalan, tampak melotot dan garang dalam usaha menemukan arlojiku. Sekarang aku tahu seperti apa tampangku dalam pencarian-pencarianku, fokus dan terisolasi, sama sekali tidak menyadari kehiduoan di sekitarku, khususnya tidak menyadari seseorang bersembunyui di balik pohon yang tak jauh.

 

.....................................................................................................

 

    Aku tiba di luar bangunan hilang dan ditemukan, memperhatikan ukiran di bangunan ini lebih meriah dan jenaka: dua kaus kaki tua, sebelah bermotif polkadot kuning dan merah jambu, sementara yang lain bergaris-garis ungu dan jingga. Aku teringat Gregory dan aku pada pesta dansa perpisahan di sekolah, lalu tertawa. Ada wajah muncul di jendela, wajah yang sangat familier dan aku langsung berhenti tertawa, merasa seolah-olah baru saja melihat hantu. Lelaki itu masih muda-saat ini sembilan belas tahun, kalau aku tak salah hitung. Dia menyunggingkan senyum senang melambai, menghilang dari jendeka, lalu kembali muncul di pintu sekarang terbuka seperti si kucing Cheshire. Jadi ini Bobby dari bagian Hilang dan Ditemukan yang di sebut-sebut Helena dan Wanda.

Saduran oleh Erylasmanta Ginting, SH - Kasi Pelestarian Bahan Pustaka/ Pustakawan Muda

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo

Diketik oleh Muhammad Yusran