"Setelah itu kami menunggu hujan reda. Untunglah, hampir satu jam kemudian, tirai hujan mulai menipis dan berhenti total. Akhirnya dengan lega, aku mengikuti yang lian melanjutkan perjalanan. Aku berjalan paling belakang dengan Roni. Sesekali aku melihat dengan senter Ferry terarah kebelakang, memeriksa keadaanku dan Roni."

..............................................................................

Ya Tuhan bagaimana ini?

Aku berdiam diri dalam kegelapan. Mencoba menenangkan diri dan menajamkan pendengaran. Tetapi hanya derasnya hujan dan deru angin yang terdengar. Tiba-tiba seperti tahu keresahanku, Allah memberikan jawabannya, kilat kembali menampakkan diri dan dalam hitungan satu detik, dikejauhan, aku melihat beberapa sinar terlihat bergerak-gerak. Dengan lega, Aku bergerak menyusul, mengambil jalan menyerong kekiri, mengikuti lampu-lampu itu. Aku berusaha melangkah lebih cepat dan berteriak memanggil. Namun suaraku terkalahkan oleh derasnya air hujan. Aku masih menangkap sinar temaram bergerak-gerak di depan sana. Kini aku semakin yakin kalau itu adalah teman-temanku. Aku berlari menembus hujan dengan susah payah dan tiba-tiba tanah didepanku seakan-akan menghilang. Aku memekik terkejut. Berikutnya yang aku rasakan aku berguling-guling dengan cepat dan menabrak sesuatu dengan keras. Setelah iTu aku tidak sadarkan diri.

...............................................................................

Tidak menunggu jawaban dariku, Ferry lalu berdiri. Ditemaramnya lampu senter, aku melihat satu sosok selain Ferry dan Rony berdiri agak jauh dariku. Mereka bertiga berbicara pelan. Setelah itu, Ferry dan orang itu, yang aku duga adalah pemandu kami, menghilang dari hadapanku. Seketika sekelilingku menjadi gelap. Lalu senter ditangan Roni menyala dan dia beringsut mendekatiku.

Saduran oleh Erylasmanta Ginting, SH - Kasi Pelestarian Bahan Pustaka/ Pustakawan Muda

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo

"MARI BERAMAI-RAMAI MEMBACA KE PERPUSTAKAAN"